Senin, 25 Agustus 2014

Bagaimana Air Asia Mengubah Hidup Ku

                                         mengunjungi Vaduz di Lichtenstein,  Mei 2011


Dulu jaman saya masih di bangku SD kelas 6, hampir semua murid perempuan punya Buku Kenangan yang akan di isi oleh teman-teman sekelas sebelum kita berpisah. Disitu sudah ada kolom-kolom pertanyaan yang harus di isi, contohnya; Nama, Alamat, Tanggal Lahir, Hobby, Cita-cita, Kata Kenangan, dan lain sebagainya. Seingat saya pada umumnya teman-teman mengisi kolom cita-cita dengan kata-kata "keliling dunia" dan itu termasuk saya. Tapi saya tidak pernah bermimpi bahwa itu akan terwujud pada saat saya dewasa kelak.

Karena masalah keuangan, maka setelah menyelesaikan pendidikan SMA saya berusaha mencari pekerjaan dan puji Tuhan saya bisa bekerja di biro perjalanan yang bisa dibilang cukup terkenal di Indonesia pada saat itu. Walau pendapatan di biro perjalanan tersebut bisa dibilang minim tetapi saya senang bekerja disana karena pada saat cuti, saya bisa bergabung dengan group-group yang diadakan oleh perusahaan saya tanpa mengeluarkan biaya apapun kecuali transportasi menuju tempat tujuan. Saat itu hampir semua tempat wisata di Indonesia yang dijual oleh perusahaan saya sudah saya kunjungi.

Saya suka melihat alam dan tempat-tempat yang indah, sehingga saya mengoleksi kartu pos bergambar dari seluruh dunia, tapi saya tidak pernah berani bermimpi untuk pergi ke tempat-tempat tsb sampai saya mengenal Air Asia. Kadang-kadang saya merasa Tuhan melalui Tony Fernandes telah membantu mewujudkan impian saya untuk melihat keindahan yang ada di luar Indonesia. Sekarang saya berani bermimpi untuk pergi keluar negeri dan merencanakannya setahun sebelumnya sehingga mimpi itu bisa terwujud dengan harga-harga tiket yang sangat-sangat terjangkau oleh orang-orang yang berpenghasilan biasa-biasa saja, bahkan saya bisa pergi lebih dari 1 atau 2 kali ke luar negeri. Dari sejak saya mengenal Air Asia di tahun 2006 sampai sekarang sudah sekitar belasan negara saya kunjungi bersama Air Asia dan saya berharap masih akan bertambah lagi dan lagi negara-negara yang akan saya kunjungi... Sampai sekarang saya masih terheran-heran bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi pada saya, tapi saya percaya Tuhan mengetahui mimpi saya yang terpendam dan melalui Air Asia mimpi itu dapat terpenuhi.

Pernah suatu kali di pertengahan tahun 2011 saya mendapat surat teguran dari Departemen Keuangan Republik Indonesia yang isinya meminta saya untuk melaporkan dengan jujur pendapatan keuangan saya, karena dengan perjalanan yang saya lakukan di tahun-tahun belakangan ini, adalah tidak mungkin bahwa pemasukan saya hanya seperti yang saya laporkan selama ini. Awalnya saya kaget juga saat membaca surat teguran tersebut, tapi untunglah saya selalu membuat catatan yang lengkap baik rute perjalanan maupun dana yang dikeluarkan selama perjalanan, sehingga saya bisa melampirkan salinan dari semua perjalanan yang saya lakukan dimana tertera hanya di bawah 5 (lima) juta rupiah dan itu sudah termasuk pesawat, akomodasi dan transportasi selama perjalanan. Dan setelah surat tanggapan saya kirim bersama salinannya, setelah itu saya tidak pernah menerima surat teguran lagi dari Departemen Keuangan Republik Indonesia. Teman-teman saya di kantor dengan berkelakar mengatakan "jangan-jangan nanti mereka minta di kasih tahu bagaimana bisa jalan-jalan ke luar negeri dengan biaya murah".. :)

                                                     pemandangan indah menuju Poon Hill
                                             
Pertama kali saya mengetahui tentang Nepal saat saya melihat brosur tentang negara tsb di tempat saya bekerja dulu di biro perjalanan. Gambar-gambar pegunungan Himalaya dengan puncak Everest, puncak Annapurna dan puncak-puncak lainnya membuat saya berkhayal untuk mengunjungi negara tsb. Hingga akhirnya tahun yang lalu Air Asia membuka penerbangan ke Kathmandu dan saya merasa impian saya menjadi kenyataan setelah puluhan tahun bermimpi. Bulan Oktober 2013 dengan Air Asia akhirnya saya bisa mengunjungi Nepal dan juga tempat-tempat yang menjadi impian saya seperti Kathmandu, Taman Nasional Chitwan dan Pokhara, kota kecil yang tenang dengan danau yang indah . Tapi saya masih mempunyai keinginan untuk kembali ke Nepal dan mengunjungi tempat-tempat indah yang lain dan mengulang perjalanan saya yang gagal ke Poon Hill karena cuaca yang buruk sehingga saya harus turun kembali tanpa mencapai Poon Hill.

Terima kasih Air Asia, terima kasih Tony Fernandes karena telah membantu mewujudkan mimpi-mimpi orang kecil menjadi kenyataan. Sekarang saya berani bermimpi dan membuat rencana mengunjungi negara-negara yang indah lainnya di luar Indonesia..

                                   terima kasih Air Asia sudah mewujudkan impian banyak orang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar